Skip to main content

Hal Sederhana dari Suatu Kerinduan

Kerinduan dari perantauan. Pagi ini, di subuh buta setelah saya menyelesaikan aktivitas rutin, saya mengambil pakaian-pakaian kotor untuk direndam dahulu. Saat mengucek pakaian-pakaian itu, gerimis melanda. Khas gerimis-gerimis manja, yang nampaknya akan membuat beberapa orang tak ingin beranjak dari tempat tidur. Sambil mengucek, saya beberapa kali menatap langit yang suram, hilang akan kecerahan. Orang-orang di pondok nampaknya masih terlelap jua. Barulah saat pakaian akan saya jemur, senandung itu menggema.

Ibu tetangga yang berasal dari Nusa Tenggara nampaknya sedang asyik bersenandung. Ia dapat kulihat dengan jelas dari atas tempat mencuci sedang menggunting pakaian yang akan ia jahit di teras rumahnya. Rambutnya kelihatan sangat memutih. Dengan senandung yang cukup mengalun pelan, saya ikut terbawa akan suasananya. Gerimis pagi mengingatkan kami akan kerinduan kota kelahiran. Kerinduan akan kota kecil yang jauh disana. Ibu itu terus saja bersenandung dengan nada lagu-lagu khas Nusa Tenggara. Seakan kami berdua mengenang masa-masa selama di kota kecil dan akhirnya sekarang tejebak di Ujung Pandang, dulu namanya. Entah mengapa, saya mudah larut dalam tradisi menyanyikan lagu-lagu daerah. Saya yang berdiri disini namun pikiran melayang disana. Mungkin sama halnya dengan sang ibu yang juga kampung memanggil namanya.

Setelah beralih nada, ibu itu kini bersenandung lagu-lagu perjuangan. Tak heran, karena hari ini adalah HUT TNI ke-72. Saya yang masih keasyikan menjemur pakaian sesekali menengok ibu itu, tersenyum melihatnya begitu segar di pagi manja ini. Hal-hal sederhana ini yang saya sangat nikmati. Dikala orang-orang masih terlelap, kesendirian membuatnya begitu mudah untuk membangkitkan tujuan hidup dan dimana Anda sekarang berada. Bukan hanya itu, setting gerimis mendukung kebaperan sang individu. Namun, dari semua itu satu yang pasti. Bahwa saya sangat menghargai the little things called "Missing". Apapun itu, saya tak akan pernah lupa dimana saya dibesarkan dan apa sumbangsih saya untuk mereka-mereka.

Comments

Popular posts from this blog

Chemistry Task

Assalamualaikum Wr. Wb. Salam buat seluruh teman-temanku. Entri kali ini saya buat khusus untuk teman-teman se-ClaXone. Entri berisi kunci jawaban dari tugas kimia. Bukan maksud saya ingin menyombongkan diri atau unjuk kemampuan, tapi hanya ingin membantu teman-teman. Saya prihatin dengan banyaknya tugas sekolah. Tidak ada salahnya mengurangi sedikit kesulitan dengan adanya entri ini. Kita harus selalu berbagi pengetahuan. Mohon komentar pada bagian samping. Moga bermanfaat. BUKU GRAFINDO Halaman 161 2. Jawaban C : 2 dan 4 Alasan : Larutan elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, ditandai dengan  lampu tidak menyala  dan  tidak ada gelembung gas . Yang memenuhi adalah 2 dan 4 pada tabel. 4. Jawaban C : kation dan anion Alasan : Dalam larutan elektrolit, terjadi penguraian ion yang menghasilkan muatan negatif(anion) dan muatan positif(kation). 5. Jawaban A : urea Alasan : Urea merupakan larutan nonelektrolit karena larutan urea...

AFS, My First Time I Know You

Hari ini capek banget… Seharian cari souvenir tuk Miss Bethany yang go back. Malamnya belajar sampe hampir tidur sama buku. Soalnya besok ulangan essay. Ditambah cuaca dingin banget, ya udah, hidung tersumbat, bersin tiap detik. Tidak menghalangiku untuk menulis di blogku ini. Walaupun aku sadar, ini sudah larut malam, tapi aku tidak tahu apa gerangan yang membuatku demikian. Entah mengapa, hari ini aku sangat teringat dengan seleksi AFS 1 Juni kemarin. Aku teringat dengan gedung yang kutempati, kakak volunteer yang jadi pengawasku, dan teman-teman yang menjadi peserta sesama seleksi di ruangan yang tidak begitu mencolok. Ya, semua itu akan kucurahkan dalam penulisan blogku kali ini. Tanggal 1 Juni kemarin, aku mengikuti seleksi pertukaran pelajar Bina Antarbudaya, AFS untuk Chapter Makassar. Aku berangkat hari Jumat, tepatnya dua hari sebelum hari H. Kunjunganku hari itu hanya ke Graha Pena dan Benteng Rotterdam. Kakakku menjemputku saat aku di Benteng Rotterdam. Lalu ke Jln...

Sandeq is My Culture

Bagaimana rasanya melihat salah satu budaya disukai orang-orang asing? Tentunya senang kan :)?? Begitulah yang aku rasakan hari ini. Hari ini, aku ingin sekali pulang cepat dari sekolah. Aku ingin menyaksikan langsung Sandeq Race di kotaku. Untunglah (agak sedih juga sih) mata pelajaran Biology tidak masuk, jadinya aku cepat tiba di rumah. Aku dan kakakku segera ganti baju, lalu mengambil teropong dan kami pun langsung menuju pantai bahari. Tak lain dan tak bukan hanya untuk menyaksikan Sandeq Race yang hanya diadakan setahun sekali. Sandeq Race adalah suatu pertunjukan perahu khas tanah Mandar (it’s my tribe) yang diadakan setiap tahun dalam rangka HUT RI. Sandeq adalah perahu asli yang hanya ada di tanah Mandar. Yang unik dan membuat orang tercengang dengan Sandeq adalah perahu tersebut dapat mengarungi samudera yang maha luas hanya dengan bantuan angin yaitu dengan menggunakan layar yang ukurannnya cukup besar. Sandeq tidak memiliki satu mesin pun. San...