Skip to main content

Sandeq is My Culture

Bagaimana rasanya melihat salah satu budaya disukai orang-orang asing?

Tentunya senang kan :)??
Begitulah yang aku rasakan hari ini.

Hari ini, aku ingin sekali pulang cepat dari sekolah. Aku ingin menyaksikan langsung Sandeq Race di kotaku. Untunglah (agak sedih juga sih) mata pelajaran Biology tidak masuk, jadinya aku cepat tiba di rumah. Aku dan kakakku segera ganti baju, lalu mengambil teropong dan kami pun langsung menuju pantai bahari. Tak lain dan tak bukan hanya untuk menyaksikan Sandeq Race yang hanya diadakan setahun sekali.

Sandeq Race adalah suatu pertunjukan perahu khas tanah Mandar (it’s my tribe) yang diadakan setiap tahun dalam rangka HUT RI. Sandeq adalah perahu asli yang hanya ada di tanah Mandar. Yang unik dan membuat orang tercengang dengan Sandeq adalah perahu tersebut dapat mengarungi samudera yang maha luas hanya dengan bantuan angin yaitu dengan menggunakan layar yang ukurannnya cukup besar. Sandeq tidak memiliki satu mesin pun. Sandeq ini dahulu digunakan oleh nenek moyang orang Mandar untuk mengarungi samudera. Sandeq tidak dapat ditemukan di belahan dunia lain selain di tanah Mandar. Aku bangga menjadi orang Mandar.

Peserta Sandeq Race ini mulai start dari Mamuju-Majene―Polewali―Pinrang―Pare-pare―Pangkep―Pantai Losari Makassar.
Untunglah aku mendapatkan tempat yang strategis. Aku dan keluarga dapat menyambut kedatangan perahu ulung itu dari tempat yang tidak disinari matahari―duduk di deretan orang-orang penting. Aku gitu loh.. heheheh..

Wow, pengunjung banyak sekali berderetan di sepanjang pantai bahari. Mengapa? Karena banyak orang yang sangat menyukai Sandeq Race ini. Soal jarak bagi mereka sih no problem ya. Ada orang yang dari Mamuju, Bulukumba, Bone, Makassar, Majene, bahkan ada yang dari Jerman dan Afrika. Yang tak dapat dibayangkan, they are girl from other country. Mereka itu terus mengarungi laut lintasan Sandeq dari Mamuju hingga Makassar Insya Allah. Mereka menumpangi Sandeq Panitia. It’s really amazing.

Dari kejauhan sudah tampak bayang-bayang Sandeq. Sebentar lagi mereka akan memasuki gerbang Pantai Bahari. Mereka hanya perlu sedikit angin. Aku dan ayah mulai sibuk dengan teropong yang kami bawa. Sudah dapat dilihat yang menempati urutan pertama adalah Sandeq dengan layar mirip sebuah kembang. Wuih, sorakan mulai terdengar. Ayo, ayo, ayo, ayo…..

Berjarak dari 200 m dari garis pantai, sebuah Sandeq yang mengusung nama “Masya Allah” memasuki Pantai Polewali dengan kecepatan yang luar biasa. Beso, beso, beso, beso…. begitulah teriakan mereka. Artinya ialah tarik, tarik, tarik yang maksudnya adalah layar yang ditarik. Ketua Passandeq (kalo diartikan orang yang menjadi kapten pada Sandeq) pun segera naik ke kursi kehormatan disambut dengan pasukan rebana (parrawana dalam bahasa Mandar). Asyik sekali. Jujur, aku merinding melihatnya. Ya, Sandeq is my culture. Kasihan juga melihat langsung bagaimana para awak terus menarik layar agar sesuai arah angin. Tak peduli betapa teriknya matahari. Mereka terus mengatur posisi layar. Sandeq-sandeq lain pun mulai memasuki pantai. Banyak juga loh. Kecepatannya tak perlu diragukan. Dan aku tekankan, tanpa bantuan mesin. Hanya bergantung keadaan angin. Hebat..

Aku lalu mengambil beberapa foto Sandeq tersebut.





Ini yang juara 1 ..













Setelah itu, aku dan kakak memutuskan mencari snack dan minuman karena kami kehausan telah melihat Sandeq. Kami menyaksikan para awak Sandeq sedang makan. Kasihan sekali ya.

But I like your job. It’s really wonderful. Ada juga yang sedang menggulung layar dan tiangnya diarahkan ke jalan, jadinya kami harus hati-hati agar tidak kesambar. Heheh...

Aku sangat senang bisa menyaksikan Sandeq Race. Aku sangat mencintai budayaku. Aku tidak ingin suatu saat budaya ini lenyap. Inilah kekayaan bangsa yang harus dilestarikan. Ini tak ada di negara lain lohh.

So, I always say “I love my cultures. And I love Sandeq.”
Orang-orang Mandar adalah pelaut ulung.

Comments

  1. assalamu alaikum wr wb, Saumi,

    is the Sandeq racers compete in one place (ex: mamuju) and they have the winner, then continue to compete in majene and they have the winner again, and so on,,, or they racing from mamuju until makassar non stop ??

    i've never see Sandeq Race before, i think it's a great event, i hope i can attend this event when they arrive in pangkep :)

    #maaf, sy masih belajar jd binggi ku masih kacau#

    ReplyDelete
  2. Waalaikumsalam wr. wb. Chairi.
    I have to call you "brother", right??
    Heheh...

    Yeah, I understand your question. Like many people who didn't know more about Sandeq, they have question like you. How to decide The Winner?

    So, Sandeq started in Mamuju to Majene. The first Sandeq arrived in Majene get 1 point. They get points based on order of arrival. And so on. The Last, to decide The Winner is Sandeq which has at least points from Mamuju to Makassar. Although from Mamuju to Majene Sandeq get 1 point but Majene to Polewali get 21, so the point is 22. That's not good..

    Hmm, I like people who can appreciate our culture. Thanks for your comment. I also still study English. Don't be shy ;)

    ReplyDelete
  3. sorry for late comment,,

    hehehe,, pleasure to be mine, so i have to call you sister,, :)

    great,,
    i think, they are not only to think how to be the winner, but also how to preserve their culture with this event,

    unfortunately, i can't see Sandeq Race at Pangkep because of my college event,
    maybe next year :)

    "our culture is our national identity", my citizenship teacher said

    you are welcome, and thanks to be my partner or maybe my teacher to learn english :)

    ReplyDelete
  4. Wow, I am lucky because I know you.
    You're a good person. I believe that.

    I agree with your opinion "not only how to be the winner, but also how to preserve their culture with this event" it's a good reason.

    I wish you can see Sandeq Race in next time. Don't worry.

    And, I really like statement "Our Culture is Our National Identity". I believe, we can be a big country if we appreciate our culture.

    Maybe, I just your partner not a teacher. I still study.

    So, you are alumni of SMAN 2 Tinggimoncong, right? I am proud of the students. I think SMUDAMA is the best school.

    ReplyDelete
  5. I am lucky too because I know you.
    You're a good person too. I believe that. ^_^

    the best 'teacher' is experience, and that's our life 'partner', so 'partner' better than 'teacher'. (sorry, OOT :)

    yeah, but i'm just an ordinary student around extraordinary students.

    oia, Congratulation for your success in debate competition, hopefully, you get success too in province level and so on,
    Cayooo, Ganbatte Saumi :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Chemistry Task

Assalamualaikum Wr. Wb. Salam buat seluruh teman-temanku. Entri kali ini saya buat khusus untuk teman-teman se-ClaXone. Entri berisi kunci jawaban dari tugas kimia. Bukan maksud saya ingin menyombongkan diri atau unjuk kemampuan, tapi hanya ingin membantu teman-teman. Saya prihatin dengan banyaknya tugas sekolah. Tidak ada salahnya mengurangi sedikit kesulitan dengan adanya entri ini. Kita harus selalu berbagi pengetahuan. Mohon komentar pada bagian samping. Moga bermanfaat. BUKU GRAFINDO Halaman 161 2. Jawaban C : 2 dan 4 Alasan : Larutan elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, ditandai dengan  lampu tidak menyala  dan  tidak ada gelembung gas . Yang memenuhi adalah 2 dan 4 pada tabel. 4. Jawaban C : kation dan anion Alasan : Dalam larutan elektrolit, terjadi penguraian ion yang menghasilkan muatan negatif(anion) dan muatan positif(kation). 5. Jawaban A : urea Alasan : Urea merupakan larutan nonelektrolit karena larutan urea...

AFS, My First Time I Know You

Hari ini capek banget… Seharian cari souvenir tuk Miss Bethany yang go back. Malamnya belajar sampe hampir tidur sama buku. Soalnya besok ulangan essay. Ditambah cuaca dingin banget, ya udah, hidung tersumbat, bersin tiap detik. Tidak menghalangiku untuk menulis di blogku ini. Walaupun aku sadar, ini sudah larut malam, tapi aku tidak tahu apa gerangan yang membuatku demikian. Entah mengapa, hari ini aku sangat teringat dengan seleksi AFS 1 Juni kemarin. Aku teringat dengan gedung yang kutempati, kakak volunteer yang jadi pengawasku, dan teman-teman yang menjadi peserta sesama seleksi di ruangan yang tidak begitu mencolok. Ya, semua itu akan kucurahkan dalam penulisan blogku kali ini. Tanggal 1 Juni kemarin, aku mengikuti seleksi pertukaran pelajar Bina Antarbudaya, AFS untuk Chapter Makassar. Aku berangkat hari Jumat, tepatnya dua hari sebelum hari H. Kunjunganku hari itu hanya ke Graha Pena dan Benteng Rotterdam. Kakakku menjemputku saat aku di Benteng Rotterdam. Lalu ke Jln...