Malam ini keadaan deraian air mata hatiku sederas hujan yang menerpa. Aku merasa aku tidak berguna lagi. Tentu saja, ulangan online sejarah tadi siang telah menampar wajahku sekaligus menjadi pengajaran bagiku. Aku yang lebih duluan selesai dengan beberapa masalah stres yang kuhadapi akibat melayani begitu banyak permintaan jawaban dari teman. Ya, sebenarnya aku tidak fokus mengerjakan soal tersebut. Selalu saja ada panggilan, “Umi, Umi, …” Antara perasaan ingin membantu teman dan menjawab dengan serius. Aku benar-benar lengah. Setelah nilai keluar, aku hanya mendapatkan nilai 85. Jujur, aku tidak puas dengan nilai tersebut. Dengan terpaksa aku harus menerimanya. Aku masih di lab, tidak keluar padahal pak guru mengatakan yang sudah selesai boleh keluar. Aku masih membantu teman ditambah keringatku yang bercucuran akibat udara dalam ruangan yang cukup panas.
Tiba waktunya aku keluar. Teman-teman yang sudah selesai mengatakan nilai mereka yang cukup tinggi, yaitu diatas 90. Aku hanya heran. Lalu ia mengatakan, “Teknologi bisa dibodohi. Mereka menggunakan pilihan lain yang sebenarnya dilarang dalam mengerjakan soal.” Ia berkata seolah ia yang menemukan cara tersebut. Dalam hati, aku mulai sangat sedih. Bagaimana tidak, sebenarnya akulah yang menemukan cara tersebut saat uji coba ulangan TIK. Aku yang pertama kali membuat nilai teman-temanku bisa menjadi benar semua, alias mendapat nilai 100. Memang, saat itu ada beberapa teman yang kuberitahu. Dan dengan bangganya mereka memperkenalkan cara tersebut. Benar-benar, mereka curang. Aku tidak menggunakan cara tersebut. Aku benar-benar mengerjakannya dengan murni pengetahuanku sendiri. Aku lalu melihat nilai beberapa teman di layar, dan W.O.W, orang-orang yang kubantu tadi mendapat nilai jauh di atasku yaitu 98. Aku menutup pintu dengan kekecewaan yang mendalam. Aku menyesal membantu mereka jika mereka memang meragukanku. Aku hanya bisa memastikan mereka melakukan cara curang tersebut. Tidak adil.
Aku pulang membawa kesedihanku yang sudah tidak berarti lagi. Benar-benar sakit yang aku rasakan. Di perjalanan, aku tidak habis pikir bagaimana perasaan mereka. Begitukah yang mereka tahu??
Tiba waktunya aku keluar. Teman-teman yang sudah selesai mengatakan nilai mereka yang cukup tinggi, yaitu diatas 90. Aku hanya heran. Lalu ia mengatakan, “Teknologi bisa dibodohi. Mereka menggunakan pilihan lain yang sebenarnya dilarang dalam mengerjakan soal.” Ia berkata seolah ia yang menemukan cara tersebut. Dalam hati, aku mulai sangat sedih. Bagaimana tidak, sebenarnya akulah yang menemukan cara tersebut saat uji coba ulangan TIK. Aku yang pertama kali membuat nilai teman-temanku bisa menjadi benar semua, alias mendapat nilai 100. Memang, saat itu ada beberapa teman yang kuberitahu. Dan dengan bangganya mereka memperkenalkan cara tersebut. Benar-benar, mereka curang. Aku tidak menggunakan cara tersebut. Aku benar-benar mengerjakannya dengan murni pengetahuanku sendiri. Aku lalu melihat nilai beberapa teman di layar, dan W.O.W, orang-orang yang kubantu tadi mendapat nilai jauh di atasku yaitu 98. Aku menutup pintu dengan kekecewaan yang mendalam. Aku menyesal membantu mereka jika mereka memang meragukanku. Aku hanya bisa memastikan mereka melakukan cara curang tersebut. Tidak adil.
Aku pulang membawa kesedihanku yang sudah tidak berarti lagi. Benar-benar sakit yang aku rasakan. Di perjalanan, aku tidak habis pikir bagaimana perasaan mereka. Begitukah yang mereka tahu??
Comments
Post a Comment