Skip to main content

Allahuakbar, Warning Less Than Five Minutes



Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar..
Allahuakbar..
Ya Allah, terima kasih ya Allah telah menyelamatkan hamba dan keluarga dari bencana yang tidak dapat diduga-duga. Alhamdulillah Ya Allah.

Ya, begitulah kejadian semalam, kisaran pukul 21.50 malam. I was watching Full House Korean drama on television. I was sleepy, but I did’t want to sleep. I enjoyed watching tv. And rain was coming. But just about 2-3 minutes, I think. Bapak yang tidak terlalu sehat sedang tidur di kamar. Sedangkan mamaku mempersiapkan adik-adikku untuk tidur. Aku hanya diam di tempat.

Lalu, tanpa disangka-disangka angin yang begitu kencang datang. Gorden-gorden rumahku beterbangan. Aku merasakan rumah seperti ingin terangkat. Suara bergemuruh terdengar. Bapak menyuruhku mematikan televisi. Sedangkan mama mulai gelisah, menyuruhku masuk ke kamar bersama adik. Aku sangat takut, angin terus bertiup kencang. Seluruh tubuhku terasa dingin. Bapak masih di atas tempat tidur, mulai membaca doa. Mamaku mengunci pintu, mematikan beberapa lampu. Ya, memang di saat itu kami harus mematikan lampu, takut akan terjadi arus pendek (korsleting). Mama lalu memakaikan jaket untuk adik-adikku. Aku hanya berdiam diri di depan tembok sambil membaca doa.

Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim. Jauhkanlah keluarga hamba dari bencana ini Ya Allah. Namun, angin malah bertambah kencang. Aku tak bisa menahan air mata. Bapak mengumandangkan adzan. Lampu lalu mati. Pasir-pasir mulai memenuhi lantai rumahku. Pasir itu akibat bawaan angin dari pantai. Rumahku memang dekat dari pantai. Di belakang rumah terdapat pohon mangga yang cukup besar. Aku takut pohon itu tumbang lalu mengenai rumahku. Aku masih berdiri di dekat dinding, memeluk adik-adikku yang juga menangis. Aku terus menangis mendengar suara bapak yang terus mengumandangkan adzan. Bapak keliling rumah, dengan mulut tak hentinya mengucapkan kalimat adzan. Ya Allah, aku takut.

Aku dan keluarga bisa merasakan suara seng rumah lepas. Entah bagaimana nasib mereka yang rumahnya tepat di daerah pantai. Kami saja yang berjarak kurang lebih 20 meter dari pantai merasakan angin yang dahsyat apalagi mereka. Lalu lampu menyala kembali. Angin belum berencana untuk berhenti. Begitu pun tetes air mataku.

Ini sungguh sebagai peringatan. Aku mengingat semua hal yang telah aku lakukan. Perbuatanku penuh dengan dosa. Aku sadar. Aku juga beruntung memiliki bapak yang taat beragama. Aku sungguh beruntung memiliki keluarga yang harmonis. Lalu angin berganti dengan hujan. Sebanyak tiga kali bapak melantunkan kumandang adzan. Alhamdulillah, kami selamat. Peringatan yang berlangsung kurang lebih lima menit sungguh sangat berharga. Malam itu, aku terlelap dalam hembusan angin. Terlalu tegang untuk kejadian yang baru saja kualami.

Kejadian malam itu…. Bagaimana Allah menyelamatkan sekelompok manusia yang penuh dosa..

Comments

Popular posts from this blog

Chemistry Task

Assalamualaikum Wr. Wb. Salam buat seluruh teman-temanku. Entri kali ini saya buat khusus untuk teman-teman se-ClaXone. Entri berisi kunci jawaban dari tugas kimia. Bukan maksud saya ingin menyombongkan diri atau unjuk kemampuan, tapi hanya ingin membantu teman-teman. Saya prihatin dengan banyaknya tugas sekolah. Tidak ada salahnya mengurangi sedikit kesulitan dengan adanya entri ini. Kita harus selalu berbagi pengetahuan. Mohon komentar pada bagian samping. Moga bermanfaat. BUKU GRAFINDO Halaman 161 2. Jawaban C : 2 dan 4 Alasan : Larutan elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, ditandai dengan  lampu tidak menyala  dan  tidak ada gelembung gas . Yang memenuhi adalah 2 dan 4 pada tabel. 4. Jawaban C : kation dan anion Alasan : Dalam larutan elektrolit, terjadi penguraian ion yang menghasilkan muatan negatif(anion) dan muatan positif(kation). 5. Jawaban A : urea Alasan : Urea merupakan larutan nonelektrolit karena larutan urea...

Sandeq is My Culture

Bagaimana rasanya melihat salah satu budaya disukai orang-orang asing? Tentunya senang kan :)?? Begitulah yang aku rasakan hari ini. Hari ini, aku ingin sekali pulang cepat dari sekolah. Aku ingin menyaksikan langsung Sandeq Race di kotaku. Untunglah (agak sedih juga sih) mata pelajaran Biology tidak masuk, jadinya aku cepat tiba di rumah. Aku dan kakakku segera ganti baju, lalu mengambil teropong dan kami pun langsung menuju pantai bahari. Tak lain dan tak bukan hanya untuk menyaksikan Sandeq Race yang hanya diadakan setahun sekali. Sandeq Race adalah suatu pertunjukan perahu khas tanah Mandar (it’s my tribe) yang diadakan setiap tahun dalam rangka HUT RI. Sandeq adalah perahu asli yang hanya ada di tanah Mandar. Yang unik dan membuat orang tercengang dengan Sandeq adalah perahu tersebut dapat mengarungi samudera yang maha luas hanya dengan bantuan angin yaitu dengan menggunakan layar yang ukurannnya cukup besar. Sandeq tidak memiliki satu mesin pun. San...

Habis Manis Sepah Dibuang

Happy Eid Mubarak 1432 H. Minal Aidzin wal Faidzin. Mohon maaf lahir & bathin. Ya, aku melangkah menuju kemenangan. Kemenangan sejati. Kemenangan yang aku peroleh setelah 30 hari lamanya berperang melawan nafsu. Alhamdulillah, aku masih diberi rahmat oleh Allah swt, aku masih bisa menghirup udara Idul Fitri ini. Sungguh, aku sangat berbahagia. Semalaman menyaksikan langsung pawai takbiran-mengagungkan Asma Allah swt. Ditambah sentuhan kembang api yang berwarna-warni. Hati tak akan merasa luka, namun luka karena Ramadhan telah pergi. Paginya aku pergi sholat Eid. Setelah itu aku mendapat sms dari teman yang mengatakan "Jangan ada yang keluar rumah ya, kita mau jemput kalian masing-masing di rumah". Berarti semua teman akan datang ke rumahku dong? Senangnya. Tapi nyatanya setelah beberapa jam menunggu, tak satu pun yang kunjung datang. Aku sangat kecewa. Aku merasa sangat tak dihargai. Perlu diketahui, bahwa aku tak merasa demikian jika aku tak melakukan hal yang te...