Skip to main content

I Will Not Watch It

Ya ampun...

Hari ini capek banget... Benar-benar penuh perjuangan hari ini.
Jadi gini, aku dan teman-teman udah berencana Insya Allah sepulang sekolah pergi ke Wonomulyo untuk nonton konser Ungu. Sebenarnya bukan konser sih, melainkan penampilan Ungu sebagai bintang tamu acara kampanye pilgub. Jujur, aku hanya ingin melihat penampilan Ungu, bukan orasi yang ingin kudengarkan. Heheheh.. Tapi sejujurnya lagi, aku bukan fans Ungu. Aku rasa tidak melihat Ungu di Polewali kurang afdhol.

Ok. Pukul 13.30 aku udah start. Aku singgah dulu di rumah Nunu, my friend. Setelah itu ke rumah Suci. Kami bertiga mulai perjalanan ke Wono. Untung ga ada macet, padahal sepulang sekolah tadi macet total. Asyik juga sekali-kali Jakarta pindah ke Polewali. Temanku yang lain, Dila udah ga tahan nunggu kami. Dia nelponnnn teruss.. But, tak lama kemudian kami sampai di rumah temanku di Wono. Don't speak anymore Dila, let's go now. Karena macet, kami memutuskan naik motor. Aku, Dila, dan Suci mulai memimpin perjalanan. Sungguh kami tak bisa lewat. Kami mulai terpisah dari teman-teman. Ya, hanya kami bertiga. Kami akhirnya memutuskan untuk berjalan kaki saja menuju Lapangan Merdeka. Suara Pasha mulai terdengar. Kami langsung bersorak.

Pikirkan betapa sulitnya kami harus berjalan diantara sekian ribu orang. Dihimpit oleh motor dan mobil. Kami terus berpegangan. Jangan sampai kami pisah. Aku sempat menyerah untuk menembus ribuan orang tersebut hanya untuk melihat Pasha dari dekat. Keringat mulai bercucuran. Sumpek, panas. Ya Allah. Namun Dila terus saja maju, aku tidak bisa melarangnya karena memang ia adalah fans setia Ungu. Ada juga Jane Shalimar dan Ray Sahetapi. Kesadaranku mulai goyah. Aku merasa akan pingsan. Namun aku terus istigfar. Terlalu berbahaya untuk pingsan. Aku akan terinjak. Astagfirullah. Melihat wajah Pasha dari dekat? Dia sangat tampan. Wajahnya mulus. Dan personil lainnya keren bangettt. Orang mulai bernyanyi, namun aku hanya termenung. Untung ada air yang disemprotkan. Aku merasa nyaman, tak panas. Namun setelah itu kesadaranku kambuh lagi. Aku memberitahukan Dila dan Suci bahwa aku tak sanggup lagi berada di depan. Kami hanya menyaksikan beberapa lagu Ungu di bagian depan.

Akhirnya kami keluar dengan harus bersusah payah. Ya, lagi-lagi menembus ribuan orang. Akhirnya, aku bisa menghirup udara segar. Alhamdulillah.
Setelah beberapa lagu Ungu dinyanyikan, akhirnya kampanye berakhir. Kami memutuskan untuk mencari minum, hanya segelas es teler (jangan berprasangka buruk). Heheh.. mantap banget minum es teler. Hmm, komunikasi lumpuh. Aku tak bisa nelpon dan sms. Setelah bersantai, kami langsung pulang ke rumah teman.

Di tengah jalan kami bertemu salah satu guru kami. Gawat,,, tapi ia hanya tersenyum. Sorry pak hehehe...

Setelah melalui antrian yang begitu panjang, kami akhirnya menancap gas. Terbebas dari macet. Sampai di rumah Rus, yang punya rumah di Wono, kami disodorkan air putih. Baik banget kan? Setelah beberapa menit, kami langsung pulang ke Polewali

Di Polewali, kami disambut hujan yang cukup deras. Akhirnya hari ini berlalu dengan perjuangan yang sungguh menantang fisik.

Aku berpikir aku tidak akan pergi nonton konser lagi. (Kecuali konser SUPER JUNIOR) wkwkwkw

Comments

Popular posts from this blog

AFS, My First Time I Know You

Hari ini capek banget… Seharian cari souvenir tuk Miss Bethany yang go back. Malamnya belajar sampe hampir tidur sama buku. Soalnya besok ulangan essay. Ditambah cuaca dingin banget, ya udah, hidung tersumbat, bersin tiap detik. Tidak menghalangiku untuk menulis di blogku ini. Walaupun aku sadar, ini sudah larut malam, tapi aku tidak tahu apa gerangan yang membuatku demikian. Entah mengapa, hari ini aku sangat teringat dengan seleksi AFS 1 Juni kemarin. Aku teringat dengan gedung yang kutempati, kakak volunteer yang jadi pengawasku, dan teman-teman yang menjadi peserta sesama seleksi di ruangan yang tidak begitu mencolok. Ya, semua itu akan kucurahkan dalam penulisan blogku kali ini. Tanggal 1 Juni kemarin, aku mengikuti seleksi pertukaran pelajar Bina Antarbudaya, AFS untuk Chapter Makassar. Aku berangkat hari Jumat, tepatnya dua hari sebelum hari H. Kunjunganku hari itu hanya ke Graha Pena dan Benteng Rotterdam. Kakakku menjemputku saat aku di Benteng Rotterdam. Lalu ke Jln

Chemistry Task

Assalamualaikum Wr. Wb. Salam buat seluruh teman-temanku. Entri kali ini saya buat khusus untuk teman-teman se-ClaXone. Entri berisi kunci jawaban dari tugas kimia. Bukan maksud saya ingin menyombongkan diri atau unjuk kemampuan, tapi hanya ingin membantu teman-teman. Saya prihatin dengan banyaknya tugas sekolah. Tidak ada salahnya mengurangi sedikit kesulitan dengan adanya entri ini. Kita harus selalu berbagi pengetahuan. Mohon komentar pada bagian samping. Moga bermanfaat. BUKU GRAFINDO Halaman 161 2. Jawaban C : 2 dan 4 Alasan : Larutan elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, ditandai dengan  lampu tidak menyala  dan  tidak ada gelembung gas . Yang memenuhi adalah 2 dan 4 pada tabel. 4. Jawaban C : kation dan anion Alasan : Dalam larutan elektrolit, terjadi penguraian ion yang menghasilkan muatan negatif(anion) dan muatan positif(kation). 5. Jawaban A : urea Alasan : Urea merupakan larutan nonelektrolit karena larutan urea tidak menghas

Sandeq is My Culture

Bagaimana rasanya melihat salah satu budaya disukai orang-orang asing? Tentunya senang kan :)?? Begitulah yang aku rasakan hari ini. Hari ini, aku ingin sekali pulang cepat dari sekolah. Aku ingin menyaksikan langsung Sandeq Race di kotaku. Untunglah (agak sedih juga sih) mata pelajaran Biology tidak masuk, jadinya aku cepat tiba di rumah. Aku dan kakakku segera ganti baju, lalu mengambil teropong dan kami pun langsung menuju pantai bahari. Tak lain dan tak bukan hanya untuk menyaksikan Sandeq Race yang hanya diadakan setahun sekali. Sandeq Race adalah suatu pertunjukan perahu khas tanah Mandar (it’s my tribe) yang diadakan setiap tahun dalam rangka HUT RI. Sandeq adalah perahu asli yang hanya ada di tanah Mandar. Yang unik dan membuat orang tercengang dengan Sandeq adalah perahu tersebut dapat mengarungi samudera yang maha luas hanya dengan bantuan angin yaitu dengan menggunakan layar yang ukurannnya cukup besar. Sandeq tidak memiliki satu mesin pun. Sandeq ini dahulu digunakan